Seorang Anak Perempuan Palestina Berhasil Selamat dari Serangan Israel Karena Terjebak Selama 7 Jam di Bawah Reruntuhan

Jakarta - Suzy Eshkuntana terbangun sendirian di ranjang salah satu rumah sakit terbesar di Gaza.

Bocah perempuan enam tahun itu dibawa ke rumah sakit oleh tim penyelamat yang menemukan dia di bawah reruntuhan rumahnya yang hancur karena dihantam rudal serangan udara Israel di Gaza. Ibu dan empat saudaranya tewas dalam kejadian itu.

Bocah perempuan itu terjebak tujuh jam di bawah reruntuhan rumahnya. Kini dia bersama ayahnya dirawat di Rumah Sakit Shifa karena luka-luka.

"Maafkan ayah, nak. Kau berteriak memanggil ayah tapi ayah tak bisa mendatangimu," kata Riyad Eshkuntana setelah perawat membawanya berbaring berdekatan dengan putrinya.

Serangan udara Israel pada Minggu menghantam sejumlah rumah warga Palestina di Gaza, termasuk rumah Eshkuntana.

Pejabat kesehatan mengatakan serangan Israel itu menewaskan sedikitnya 42 orang, termasuk sepuluh anak. Korban tewas di Gaza kini sudah melebihi 200 jiwa.

Dilansir dari laman Reuters, Israel mengatakan mereka menyerang militan Hamas yang berlokasi di tengah rumah-rumah penduduk di Gaza bersama kelompok militan lainnya, Jihad Islam, yang sudah menembakkan 2.800 roket ke wilayah Israel.

Serangan roket Hamas sejauh ini menewaskan 10 orang di Israel, termasuk dua anak. Jutaan warga Israel juga harus berlindung ke tempat aman ketika sirene berkumandang siang malam tanda serangan roket datang.

"Alasan mengapa banyak jatuh korban adalah karena Hamas menyerang kami dari kawasan perumahan penduduk," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada stasiun televisi AS CBS.

Serangan ke rumah Eshkuntana berada di lokasi yang sama dengan serangan Israel ke terowongan di Gaza yang kerap dipakai militan Hamas untuk beraktivitas, menyimpan senjata dan lainnya.

Robohnya terowongan itu membuat rumah-rumah penduduk di atasnya ambruk hingga menyebabkan korban sipil.

Puluhan tim penyelamat, polisi, kerabat dan tetangga berada di reruntuhan rumah Eshkuntana untuk mencari mereka yang selamat.

Setelah berjam-jam mencari dan menyingkirkan sebagian reruntuhan, kerumunan orang mulai meneriakkan takbir, "Allahu Akbar" tanda seseorang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup.

Tubuh Suzy penuh dengan debu dan puing-puing ketika ditemukan. Dia terlalu lemah untuk mengangkat kepalanya. Dia menangis ketika dibawa masuk ke ambulans.

Suasana di rumah sakit penuh dengan kebingungan saat para kerabat mencari saudara mereka.

" Apakah ini Yahya? Ini Yahya? tangis beberapa perempuan dan laki-laki yang menunggu nasib kerabat mereka di koridor rumah sakit tak lama setelah tim medis mengabarkan adik Suzy, bocah laki-laki empat tahun, sudah meninggal.

Dua di antara kerabat perempuan itu kemudian pingsan.

Beberapa menit kemudian jasad seorang bocah perempuan dibawa masuk.

" Mereka membawa Dana. Dana apakah kau baik-baik saja? tanya para kerabatnya. Tapi yang ditanya hanya diam membisu. Bocah itu sudah tewas bersama kakak perempuan dan laki-lakinya.

Setelah memeriksa keadaan Suzy dokter mengatakan dia tidak mengalami luka serius hanya memar-memar. Suzy harus menjalani pemeriksaan sinar-X untuk memastikan dia baik-baik saja.

Riyad Eshkuntana mengatakan dia yakin keluarganya diselamatkan karena ada dokter yang tinggal di gedung yang sama dan dia menempatkan anak-anak di ruangan yang aman.

" Tiba-tiba serangan roket menghancurkan dinding, menimbulkan kobaran api," kata Riyad kepada Reuters. Dia kemudian berlari untuk memeriksa anak-anak ketika serangan kedua menghantam atap rumah.

" Saya mendengar suara Zain berteriak minta tolong" Ayah, ayah!. Suara terdengar jelas tapi saya tidak bia mencarinya karena terjebak," kata dia.

Ketika tim penyelamat memanggil-manggil para korban. Eshkuntana terlalu lemah untuk mengeluarkan suara. Tapi setengah jam kemudian seseorang kembali datang dan membawa rombongan untuk menyelamatkan dia.

Riyad terbaring di ranjang di samping putrinya. Kepalanya diperban.

"Saya dipenuhi kemarahan tapi ketika mendengar salah seorang putri saya selamat, saya bersyukur karena dia bisa memberikan senyuman yang mirip dengan anak saya yang lain karena mereka adik-kakak."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemerintah China Berhasil Kirim Tiga Orang Astronot ke Ruagn Angkasa Selama Tiga Bulan

Polantas Dan Dishub Majalengka Lakukan Pemeriksaan di Beberapa Perusahaan Otobus Jelang Nataru

Pemprov Riau Antisipasi Dan Waspada Terhadap Masuknya Virus Covid-19 Varian Omicrom